Istilah pick me girl maupun pick me boy tengah menjadi trending di media sosial beberapa bulan terakhir, terutama di TikTok. Banyak orang memparodikan dirinya sebagai seorang pick me girl maupun pick me boy. Istilah pick me girl atau pick me boy sebenarnya bukanlah hal baru.
Dalam Urban Dictionary, pick me girl merupakan bahasa gaul yang mengacu pada seorang perempuan yang berusaha keras mengesankan laki-laki dengan membuat mereka seperti berbeda dari yang lain.
“Seumur hidup aku tuh nggak pernah skin care atau make up-an, cuma pakai bedak bayi aja”
“Lebih seru main sama cowok, temenan sama cewek tuh ribet”
Dua kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang biasa dipakai oleh seorang pick me girl. Masih banyak kalimat-kalimat yang sering dikatakan oleh seorang pick me girl.
Seringkali para pick me girl merendahkan perempuan lain untuk mendapatkan validasi. Di masa sekarang yang skin care dan make up sudah menjadi hal biasa, ia berkata bahwa ia tidak pernah menggunakannya, meski terlihat bahwa ia menggunakannya. Atau memuji kulit gelap orang lain dengan menyebutnya eksotis, sementara di Indonesia memiliki standar kecantikan kulit cerah.
Demikian juga dengan pick me boy yang mengacu pada laki-laki kepada perempuan. Namun demikian, mereka memiliki cara yang berbeda. Para pick me boy biasanya malah merendahkan dirinya sendiri untuk mendapat pujian. Mereka biasanya berusaha terlihat feminist dan merendahkan perlakuan laki-laki lain. Tak jarang juga mereka memanipulasi emosi dan rasa bersalah untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Istilah pick me pertama kali mendapat perhatian di media sosial Twitter pada tahun 2016 menggunakan tagar “#TweetLikeAPickMe.” Di TikTok sendiri, tren ini bermulai pada tahun 2021.
Sebenarnya para Pick Me merupakan orang-orang yang memiliki rasa berharga yang rendah sehingga membutuhkan pengakuan dan validasi dari orang-orang di sekitarnya. Namun, caranya untuk mendapatkan pengakuan adalah dengan merendahkan sesama perempuan atau laki-laki. Karena itu, para Pick Me perlu menyadari bahwa kalian berharga dengan apa adanya kalian. Tanpa validasi dari orang lain, kalian berharga di mata Tuhan dan itu sudah cukup. Tuhan mengasihi setiap kita apa adanya, bahkan dalam kekurangan dan kelemahan kita.
