Indonesia tengah memanas. Di tengah meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 yang mencapai lebih dari 4000 orang dalam satu hari, membuat rakyat mempertanyakan kinerja pemerintah, terutama Kementerian Kesehatan yang dikabarkan menghilang, tidak nampak di media. Kritik terus dilayangkan, hingga presenter kondang Najwa Sihab menjadi perbincangan setelah melakukan wawancara dengan kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Menteri Terawan.

Menyusul semua itu, unjuk rasa terjadi di mana-mana sejak Omnibus Law disahkan pada hari Selasa lalu. Tidak hanya di ibukota, tetapi hingga di daerah-daerah. Unjuk rasa ini sebagai bentuk protes menolak disahkannya Omnibus Law RUU Cipta Kerja yang dianggap menguntungkan pebisnis dan merugikan buruh.

Sejak hari Selasa lalu, para buruh telah melakukan mogok kerja dan turun ke jalan menuntut pembatalan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, kemudian unjuk rasa besar-besaran terjadi sejak kemarin Kamis, 8 Oktober 2020.

Tidak hanya para buruh, namun mahasiswa dari berbagai kampus ikut menyuarakan keberatan mereka atas Omnibus Law tersebut. Federasi Buruh lintas Pabrik (FBLP) sebagai perwakilan para buruh mengatakan bahwa RUU Cipta Kerja yang dibuat saat ini dinilai berpotensi mengancam hak-hak buruh.

Namun, di tengah situasi panas seperti saat ini, kita harus berpikir obyektif dan tetap menghormati pemimpin di atas kita, seperti yang diamanatkan oleh Tuhan. Mudahnya komunikasi membuat kita dapat memperoleh informasi dengan cepat, namun belum tentu benar. Banyak berita yang di dalamnya ada kemungkinan disisipi berita palsu atau hoax yang seakan-akan memojokkan pemerintah. Ada baiknya jika kita menanti informasi yang resmi dari pemerintah dan jangan mau diprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kita percaya bahwa setiap pemimpin yang ada di atas kita ditempatkan oleh Tuhan. Tidak menghormati pemimpin sama dengan tidak menghormati Tuhan yang telah memilih dan menempatkannya.

Mari kita belajar dari sebuah peristiwa besar di mana Tuhan membela Musa dan Harun terhadap Korah, Datan dan Abiram.

Bilangan 16 menceritakan Korah, Datan dan Abiram beserta dua ratus lima puluh pemimpin bangsa Israel yang telah dihasut untuk memberontak terhadap Musa dan Harun. Mereka memandang remeh Musa dan Harun, serta tidak ingin dipimpin oleh keduanya. Korah kemudian membakar ukupan yang dikhususkan untuk Harun dan keturunannya, sehingga Tuhan marah dan membelah tanah hingga Korah, keluarga dan seisi rumahnya ditelan bumi. Selain itu, api membakar dua ratus lima puluh orang yang mengikut Korah membakar ukupan. Tidak cukup sampai di situ, terjadi tulah atas bangsa Israel yang memakan 14.000 jiwa dalam satu hari pada keesokan harinya setelah bangsa Israel kembali memberontak terhadap Musa dan Harun atas meninggalnya Korah, Datan, Abiram beserta dua ratus lima puluh orang lainnya.

Tuhan menghendaki kita untuk menghormati pemimpin kita. Bukan berarti pemimpin tidak pernah salah, tetapi Tuhan menghendaki kita menghormati pemimpin kita. Jika pemimpin kita salah, sampaikan dengan cara yang baik dan benar. Seperti Daud yang tetap menghormati Saul sebagai raja yang dipilih Tuhan saat itu, meskipun Saul telah banyak melakukan kesalahan (1 Samuel 24:1-7).

Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya.
Roma 13 : 1-2

 

Sumber : percayasaja.com | Ren