Home Articles Discipleship Kunci Komunikasi untuk Membangun Hubungan yang Sehat

Kunci Komunikasi untuk Membangun Hubungan yang Sehat

0
683

Yakobus 3 menceritakan kekuatan dari sebuah lidah. Lidah tidak bertulang namun lebih menyakitkan daripada tangan yang kuat sekalipun. Banyak orang-orang yang menderita akibat lidah yang tidak terkendali. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa lidah bagaikan bidatang buas yang sulit untuk dijinakkan.

“Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran”
Amsal 21:23

Di dalam sebuah hubungan, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Bagaimana kita berkomunikasi menentukan kualitas hubungan seseorang. Tidak hanya kepada pasangan kita, tetapi juga hubungPerban dengan anak, sahabat dan yang lainnya.

Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun sebuah komunikasi yang sehat?

Keterbukaan

Rahasia seperti sebuah tembok yang menghalangi satu sama lain, menutupi apa yang di balik tembok tersebut. Tembok memisahkan seseorang dari yang lainnya dan memisahkan sebuah hubungan. Keterbukaan berarti menghancurkan tembok yang memisahkan tersebut, sehingga dapat melihat satu sama lain. Tembok rahasia dapat hancur dengan palu bernama kepercayaan. Tanpa kepercayaan, tentu kita tidak dapat membuka diri.

Kejujuran

Seorang anak dapat percaya kepada orang tuanya jika orang tuanya juga berkata jujur sesuai dengan porsi mereka. Jangan membohongi anak-anak dengan mitos-mitos yang tidak benar. Misalnya, untuk meminta mereka menghabiskan makanan, jangan katakan supaya ayam tidak menangis, tetapi katakan sejujurnya mengapa jangan menyisakan makanan.

Fondasi dari kepercayaan adalah kejujuran dan berkata apa adanya, sehingga tidak ada kecurigaan. Anak yang dibiasakan dengan kebohongan sejak kecil rawan untuk memiliki kecurigaan kepada orang tuanya, ia juga akan kesulitan untuk terbuka kepada orang tuanya.

Jangan juga berbohong kepada pasangan. Sebagai orang yang seharusnya menjadi orang terdekat kita, seharusnya kita paling nyaman untuk bercerita dan mengungkapkan perasaan-perasaan kita tanpa ada beban. Kita dapat bercerita apa yang menjadi ketakutan, kekhawatiran atau mimpi dan harapan kita. Saling mengetahui dunia masing-masing setiap hari agar tidak ada tembok dengan pasangan.

Kedewasaan

Pada awal bulan Oktober tahun ini, beredar sebuah video rekaman CCTV di kota Wuhan, China, seorang anak remaja yang bunuh diri tidak lama setelah orang tuanya memarahinya di muka umum. Meski tidak terdengar bagaimana orang tuanya memarahinya, namun anak remaja tersebut nampak sangat terluka dan secara impulsif memutuskan untuk melompat terjun dari lantai 5 gedung sekolahnya.

Selain kejujuran dan keterbukaan, perlu juga kita bijak dalam menentukan waktu yang tepat untuk berbicara atau memilih kata yang tepat.

Perlu kedewasaan untuk dapat berkomunikasi tanpa menyerang dan menyakiti perasaan. Perlu kedewasaan untuk tidak menuntut dan mendengarkan seseorang, baik untuk anak maupun untuk pasangan. Kita boleh marah, tapi jangan biarkan emosi menguasai dirimu.

Perlu kedewasaan juga untuk belajar mendengarkan dan tidak memotong orang lain saat ia berbicara. Meminta maaf tidak hanya karena kita salah, tetapi karena kita memahami berharganya hubungan. Berikan pujian, bahkan untuk hal-hal kecil yang ia lakukan.

Mari kita belajar mengendalikan lidah kita agar lidah kita menjadi berkat bagi orang lain, bukan menjadi senjata tajam yang menyakitkan.

Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Yakobus 3:2

Sumber : percayasaja.com

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.