Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
Lukas 22:44

Menjelang Yesus ditangkap dan disalibkan, Yesus sangat ketakutan hingga keringatNya menetes seperti darah. Ternyata ilmu pengetahuan mengakui bahwa kejadian ini bisa terjadi, yang disebut sebagai hematohidrosis.

Menurut Dr. Frederick Zugibe, kepala penguji medis dari Rockland County, New York, hematohidrosis terjadi karena adanya tekanan besar di pembuluh darah. “Sekitar kelenjar keringat, ada banyak pembuluh darah yang berbentuk seperti jaring. Pembuluh darah mengembang, atau bahkan pecah, darah mengalir masuk ke kelenjar keringat. Kelenjar keringat menghasilkan banyak keringat sehingga keringat yang keluar bercampur dengan darah,” demikian penjelasan Dr. Zugibe.

Hematohidrosis umumnya jarang terjadi dan tidak berbahaya hingga menyebabkan kematian. Darah yang keluar bisa di bagian tubuh mana saja, namun biasanya terjadi pada bagian wajah.

Pada beberapa kasus, penyakit ini juga dikaitkan dengan kondisi yang disebut vicarious menstruation yang mana pendarahan menstruasi tidak terjadi pada selaput rongga rahim, tetapi juga pada bagian tubuh lainnya. Namun, tentu Yesus tidak mengalami kondisi ini.

Penyebab terbesar terjadinya hematohidrosis adalah ketakutan yang teramat sangat dan stres.

Saat mengalami rasa takut, tubuh menghasilkan hormon kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini diproduksi sebagai persiapan saat menghadapi ancaman, sehingga tubuh akan menjadi lebih waspada dan berenergi. Namun karena sangat ketakutan, dua hormon ini diproduksi dengan jumlah yang sangat banyak yang membuat pembuluh darah pecah.

Ketika Yesus mengalami hematohidrosis, jelas Yesus sedang berada dalam tekanan dan gelisah yang begitu besar. Sebagai Tuhan, Ia tentu mengetahui apa yang akan terjadi kepadaNya, Ia akan mengalami salah satu hukuman mati yang pernah ada. Sebagai manusia, Ia dapat merasakan semuanya itu dan tentu Ia juga ketakutan. Sebagai Tuhan, sebenarnya sangat mudah Ia menghindari semuanya. Ia bisa saja menyuruh malaikat-malaikat untuk berperang. Atau hanya dengan berfirman saja, Ia dapat menghindari semuanya. Tetapi Ia memilih dengan rela untuk disalibkan, dengan tujuan untuk menebus dosa kita semua.

Meski ia mengalami ketakutan yang teramat hebat, Yesus memilih untuk tetap taat dan menguasai ketakutanNya. Ia tidak membiarkan diriNya dikuasai ketakutan, justru Ia menguasai ketakutanNya. Dalam ketakutan dan kegelisahanNya, Ia berdoa semakin sungguh-sungguh kepada Tuhan.

Dalam kehidupan kita, kita bisa saja mengalami ketakutan, khawatir, gelisah dan lain sebagainya. Namun, semakin kita takut, semakin kita menyerahkan diri dalam Tuhan dan berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam 2 Korintus, dalam kelemahan kita, justru kuasa Tuhan menjadi sempurna.

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Filipi 4:13

 

Sumber : percayasaja.com | Ren