Home Articles Discipleship Ekklesia Bubble

Ekklesia Bubble

0
81

Istilah travel bubble kini sedang diadopsi oleh beberapa negara di seluruh dunia di tengah pandemi virus covid-19. Menurut Forbes, travel bubble merupakan perjanjian antara dua negara atau ebih, yang dianggap berhasil menangani virus, untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.

Gelembung ini akan memudahkan pergerakan penduduk antarnegara yang bersangkutan untuk melakukan perjalanan secara bebas dan tanpa karantina mandiri namun tetap membatasi negara-negara diluar perjanjian. Lantas, apa hubungannya dengan umat Kristen hari-hari ini?

Meski membawa dampak global, virus covid-19 juga membawa beberapa dampak positif dalam kehidupan bergereja, baik secara nasional maupun internasional.

Selama ini, Saudara dan saya mungkin terisolasi dengan kehidupan bergereja masing-masing, ibadah masing-masing, denominasi masing-masing. Ketika covid-19 mulai menyerbak, tiba-tiba, kegiatan ibadah dihentikan, kegiatan pelayanan melambat dan persekutuan terancam. Di tengah kepanikan tersebut, Saudara dan saya diingatkan kembali mengenai arti ekklesia yang sesungguhnya.

Ekklesia dalam bahasa Yunani memiliki pengertian sebagai “perkumpulan” atau “orang-orang yang dipanggil keluar”. Ekklesia juga berarti gereja.

Pada masa ini, Saudara dan saya dipaksa untuk kembali pada esensi gereja yang sesungguhnya. Sebagai orang-orang yang percaya pada Kristus, membangun pertemuan-pertemuan yang berkualitas dan terjalin seperti keluarga. Kita bergerak dan melayani bersama Kristus, bukan saja dalam aspek rohani, tetapi bergerak dalam aspek-aspek sosial, ekonomi dan kesehatan. Pada masa ini, gereja ditantang untuk melakukan respons terhadap komersialisasi dan misidentitas gereja, meruntuhkan tembok identitas gereja yang salah. Gereja-gereja lokal dari berbagai jenis denominasi kembali pada satu kesatuan Kristus sebagai kepala.

Jika saya boleh mengilustrasikan, gereja-gereja lokal yang saling membangun koridor satu sama lain, kini mengadakan sinergi untuk menyatukan gelembung yang satu pada gelembung lainnya. Saudara dan saya, menjadi tidak penting lagi berjemaat di mana dan/atau bergereja di mana setiap minggunya, namun yang esensial ialah: “Apakah Saudara dan saya terhubung secara bebas dalam kasih Allah dalam setiap pertemuan?”

Setiap orang terpanggil untuk menjadi bagian dari gelembung ekklesia, namun masih banyak, banyak sekali orang percaya yang lebih memilih untuk menjalani pertumbuhannya secara pribadi dan terpisah dari anggota orang-orang percaya lainnya.

Namun tahukah Anda, bahwa kasih tidak dapat berdiri sendiri? Bahwasanya kasih yang sejati ada dan dapat dirasakan dalam dunia yang penuh penderitaan. Ingatlah bahwa Anda tidak sendiri: kita bersama ada, dalam gelembung kasih Allah dalam kehidupan keseharian kita.

“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.”

Efesus 2:19-20

 

Sumber : percaysaja.com | MW

WhatsApp Support
Shalom kak, Kami menyediakan layanan Konseling dan Doa.