Apa mereka akan tetap melakukan hal yang konyol lagi hari ini?  Hahaha… Mereka sudah memutari kota kita selama 6 hari dan mungkin sekarang mereka sudah menjadi gila. Hahaha… Selama itu, mereka hanya diam ketakutan saat kita olok-olok dari atas… Tak bergeming apapun, saat kita lempari dengan batu… Hahaha… Ooo lihat itu mereka datang kembali… Hahaha… Mari kita tertawakan badut-badut itu lagi…

Mungkin seperti itu percakapan para tentara Yerikho di hari ketujuh. Menertawakan, mengejek, melempari mereka dengan batu dan mungkin dengan sampah.. tapi para barisan Israel tidak bergeming, mereka tetap melanjutkan ketaatan dengan memutari sekeliling tembok Yerikho pada hari itu, bukan satu kali saja, melainkan tujuh kali mereka harus mengelilingi kota itu.

Tembok Yerikho, tembok raksasa besar kokoh setinggi 14 meter dengan tebal 6 meter, yang pastinya dengan hikmat manusia mana bisa dihancurkan, tapi tidak dengan kata Firman Tuhan ya dan amin

“…bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu , lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota“
Yosua 6: 20.

“Dengan iman,  maka runtuhlah tembok itu”
Ibrani 11: 30.

Apakah yang menjadi tembok Yerikho kita saat ini? Masalah dan persoalan apa yang saat ini kita merasa ditertawakan oleh “musuh-musuh kita di udara “, “musuh-musuh kita di atas tembok itu”?

Kita hidup di dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Banyak hal yang menjadi ketakutan dan kekuatiran kita. Berharap dengan gaji menarik setiap bulan, suasana kerja yang nyaman, keluarga yang mendukung, teman dan sahabat yang selalu ada, dan mungkin banyak lain yang menjadi harapan kita selama ini, namun akhirnya kita kembali disadarkan bahwa satu-satunya pengharapan, dukungan, sahabat, jalan dan jawaban PASTI dari semua persoalan kita adalah Tuhan Yesus. Sebelumnya, mungkin pikiran kita sudah mengatakan bahwa persoalan itu tidak mungkin ada jalan. Pengalaman dan sekeliling kita sudah menetapkan harga mati “mustahil” dan lebih baik menyerah saja. Mudahnya, iman kita mulai digeserkan dengan keinginan kita akan hal-hal yang pasti dan mudah kelihatan. Saya pun mengalaminya. Dan dalam suatu pergumulan, saya teringat perkataan Tuhan :

Karena kamu kurang percaya… Sesungguhnya kalau kamu punya iman seukuran biji sesawi, kamu bisa berkata kepada gunung: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. ”
Matius 17:20.

Tembok yerikho yang runtuh, pohon ara yang dikutuk, maupun gunung yang bisa dipindahkan bukanlah suatu perumpamaan atau ilustrasi yang Tuhan berikan, melainkan itu benar-benar sesuatu yang telah terjadi dan bisa kita saksikan kembali di bumi ini. Bagi Tuhan tiada yang mustahil dan pasti terjadi jika kita percaya.

Perjuangan saya dimulai dari suatu perkataan kepada diri saya, bahwa saya adalah penerobos, pembuka jalan dari pintu yang tertutup; Karena dengan kehendak Tuhan, maka di tangan kanan saya ada kunci kemenangan Darah Yesus, kunci Kerajaan Surga, kunci Daud yang bisa membuka semua pintu iman menjadi kenyataan kesaksian yang hidup. Apa yang dibuka oleh kuasa Tuhan, tidak bisa ditutup oleh hikmat manusia.

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya”
Amsal 18: 21

Daripada mengeluh, dan kuatir (Matius 6: 27), kita harus membiasakan lidah kita mengucapkan kuasa Firman di dalam doa dan keseharian kita. Dari sanalah lahir iman, yaitu dari pendengaran akan ucapan Firman Allah.

Lalu ada yang pernah berkata kepada saya demikian, “tapi tanpa perbuatan, iman itu mati kan”. Benar, bukankah berdoa dan mengucapkan sesuatu yang ilahi, yang tepat sesuai yang Tuhan inginkan itu (Bilangan 14: 28) adalah tindakan perbuatan dari iman itu sendiri?!  Lagipula, malah sudah terlalu banyak kita bertindak dulu tanpa banyak doa, yang sebenarnya juga bukan berdasarkan dari hikmat yang Tuhan berikan, melainkan dengan hikmat dan pengalaman kita sendiri. Bagaimana dengan perjuangan anda setelah ini ?