Seorang gadis kecil meledakkan dirinya di tengah taman yang ramai di kota Mozogo, Kamerun dan membunuh lima belas orang, di antaranya lima anak berusia tiga hingga empat belas tahun. Diduga, gadis kecil tersebut digunakan oleh kelompok teroris Boko Haram yang berpusat di Afrika.

Sebelum ledakan itu terjadi, beberapa anggota Boko Haram memasuki kota dan menembak secara acak di seluruh area, kata pengawas penganiayaan yang berbasis di AS, International Christian Concern. Banyak penduduk desa berlari ke taman untuk bersembunyi, tidak tahu bahwa Boko Haram memiliki seorang gadis yang mengenakan rompi bunuh diri di dalam taman. Masih belum jelas apakah gadis kecil itu meledakkan diri atas paksaan Boko Haram atau menyerahkan diri secara sukarela.

Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore mengatakan bahwa teroris Boko Haram secara teratur menyerang warga sipil dan pos militer di Kamerun Utara. Di seluruh wilayah Barat Laut dan Barat Daya yang berbahasa Inggris di Kamerun, beberapa komunitas petani mendukung kelompok pemberontak yang mulai memperjuangkan kemerdekaan pada tahun 2017 karena mereka merasa kurang terwakili oleh pemerintah pusat yang berbahasa Prancis.

Selama beberapa tahun terakhir, pertempuran telah menyebar ke seluruh wilayah Anglophone dengan ribuan orang terbunuh dan beberapa gereja disita. Pada pertengahan Februari tahun lalu, terjadi serangan yang menewaskan 21 orang dan beberapa rumah dijarah. Pemerintah setempat mengakui bahwa ada tentara terlibat di dalamnya.

Pemerintah Kamerun mengumumkan bahwa tiga orang tentara diadili karena terlibat dalam pembunuhan warga sipil tak bersalah beserta pembakaran rumah di wilayah yang mayoritas beragama Kristen.

Pemerintah merilis hasil temuan komisi penyelidikan gabungan yang melaporkan bahwa tentara bekerja sama dengan kelompok militan Fulani dalam serangan malam hari. Serangan tersebut dilaporkan telah merenggut nyawa setidaknya 13 anak dan seorang wanita yang tengah hamil.

Tahun lalu, Kamerun ditambahkan ke Daftar Pantauan Dunia tahunan Open Doors USA sebagai salah satu dari 50 negara tempat orang Kristen paling dianiaya. Kamerun juga masuk dalam daftar pelanggar hak asasi manusia terburuk tahun 2020, menurut kelompok hak asasi manusia U.N. Watch. Kamerun menyiksa jurnalis Samuel Abuwe sampai mati, membantai anak sekolah, dan mengancam lawan politik.

 

Sumber : christianpost.com