Sebagai anak-anak Tuhan, hidup kita dituntut untuk memberi buah dan menjadi dampak. Tuhan menantikan buah-buah hidup kita. Galatia 5:22-23 menuliskan sembilan buah roh yang harus kita hasilkan sebagai anak-anak Tuhan, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.

Semua diawali dengan kasih sebagai dasar dari segala sesuatu. Kasih adalah yang terbesar dari semuanya.

Paulus menekankan dalam suratnya yang ditujukan pada jemaat di Korintus, bahwa tanpa kasih, semuanya sia-sia, termasuk keberhasilan, talenta, kesuksesan kita dan lain sebagainya. Kita dapat berbuah kasih, ketika kita menerima Tuhan Yesus, sebab Tuhan adalah kasih itu sendiri. Kita bisa mengasihi karena Bapa terlebih dulu mengasihi kita. Kemudian kita akan menghasilkan buah-buah yang lain, seperti sukacita, damai sejahtera, kesabaran dan seterusnya sampai yang terakhir, yaitu penguasaan diri.

Mari kita lihat lebih dalam tentang penguasaan diri.

Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya. (Amsal 25:28)

Penguasaan diri adalah seperti benteng pertahanan dalam hidup kita. Jika kita tidak bisa menguasai diri, maka musuh akan masuk dalam hati kita dan merusaknya, sehingga kita bisa hancur dan roboh. Semua yang keluar dari kita berasal dari dalam diri kita. Jika dalam diri kita sudah hancur, bagaimana kita bisa menghasilkan buah-buah yang matang.

Seringkali kita kurang bisa menguasai diri dalam perkataan, sehingga hubungan yang indah menjadi hancur. Tidak bisa menguasai rasa malas kita, sehingga banyak pekerjaan menjadi tertunda. Tidak bisa menguasai diri untuk berbelanja hal tidak perlu, sehingga tidak bisa menabung, bahkan sampai harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan. Banyak pasangan bercerai karena tidak bisa menahan diri dan saling menyakiti. Penguasaan diri adalah benteng pertahanan kita dan untuk bisa menguasai diri harus dilatih hari demi hari dalam hidup kita.

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.
Amsal 16:32

Tuhan memanggil kita sebagai pahlawan dan orang yang bisa menguasai diri disebut lebih dari pahlawan yang merebut kemenangan. Untuk bisa menguasai diri harus dilatih hari demi hari dalam hidup kita. Kita harus menundukkan diri kita; roh, jiwa dan tubuh kita kepada Kristus. Latih diri kita dalam kebenaran dan memikul salib hari demi hari.

TUHAN memanggil kita pahlawan! Namun orang yang bisa menguasai diri disebut LEBIH DARI PAHLAWAN YANG MEREBUT KEMENANGAN.

Bagaimana kita memiliki penguasaan diri? Satu-satunya cara adalah menundukkan diri kita sendiri (roh, jiwa, tubuh) kepada Kristus. Melatih diri kita dalam kebenaran dan memikul salib setiap hari.

1 Korintus 9:26-27 – Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Sudahkah anda menemukan cara untuk melatih diri dan menguasai setiap kelemahan-kelemahan kita pribadi? Sudahkah anda mengenal area-area berbahaya dimana anda perlu lebih waspada menjaga tembok-tembok pertahanan anda?

Semua buah ini dikerjakan oleh Roh Kudus didalam diri kita.

Roh Kudus bekerjasama dengan manusia untuk membentuk pribadi yang serupa dengan Kristus. Ini adalah goal dari karakter kita! Serupa dengan Kristus.

Mari kita renungkan. Semakin hari kita semakin diserupakan dengan Yesus dan dengan karakter kita, kita dapat mempermuliakan Tuhan. Amin