Seorang pengusaha real estate wanita Amerika, Leone Helmsley menjadi berita karena meninggalkan warisan sebesar USD 12 juta untuk kucingnya. Jumlah ini sangat besar, bahkan lebih besar dari pada apa yang diberikannya kepada cucu-cucunya.

Kadang, binatang peliharaan jauh lebih disayang dari pada manusia karena mengasihi binatang lebih mudah daripada mengasihi manusia. Manusia bisa menjengkelkan, perkataannya dan sikapnya bisa menyakiti hati, tidak setia dan lain sebagainya, sementara binatang hanya diam saja dan setiap menunggu tuannya. Tetapi, Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, bahkan hukum inilah yang menjadi dasar dari Kekristenan.

Jawab Yesus kepadanya: ”Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 22:37-40)

 

Mengasihi Tuhan

Mengasihi seseorang yang baik kepada kita adalah hal yang mudah, tetapi untuk mengasihi orang yang telah menyakiti kita, membutuhkan kekuatan dan kasih dari Tuhan. Dengan kekuatan manusia, sulit untuk mengasihi pasangan yang berkhianat dan tidak setia atau orangtua yang menyakiti dengan kata-katanya. Ketika seseorang menerima kasih Tuhan, barulah ia dapat memberikan kasih itu kepada sesama. Seseorang tidak bisa memberi apa yang tidak ia miliki. Tuhan telah memberikan kasih dan cintaNya kepada kita, bahkan tanpa syarat apapun, kita terima gratis, walaupun teman, keluarga dan saudara kita tidak memberikannya.

Hormat, bukan takut

Para orangtua tahu, cara paling mudah untuk membuat anak taat adalah dengan menakut-nakuti.

“Mama laporkan papa ya kalau nakal, biar dipukul”

Anak mungkin akan taat dan menurut, tetapi ia akan takut dan sulit mencintai papanya. Ketakutan memisahkan, sementara kasih menyatukan. Jika pendeta-pendeta terus menakut-nakuti jemaatnya dengan neraka, bagaimana jemaatnya bisa mencintai Tuhan, apalagi sesamanya? Bagaimana seseorang memandang Tuhannya, demikian ia akan memperlakukan sesamanya. Seseorang yang mencintai Tuhan, pasti akan berusaha menaati perintahNya, termasuk untuk mengasihi musuh dan berbuat baik pada orang yang sudah menyakiti, bahkan membencinya.

Sumber : Esther Idayanti